bumi buton indonesia

bumi buton indonesia
PROSESI PINGITAN ALA BUTON

Sabtu, 01 November 2014

LUBANG GHAIB TEMBUS KA'BAH BAITULLAH ADA DI PULAU BUTON


 OLEH  ALI HABIU


Dalam Buku Tambaga/Perak berjudul "Assajaru Huliqa Daarul Bathniy Wa Daarul Munajat" Oleh Laode Muhammad Ahmadi, mengatakan bahwa dua puluh tahun sebelum wafatnya Nabi Muhammad SAW kira-kira tahun 624 Masehi, ketika beliau berada di Madinah dan berkumpul dengan para sahabat dan terdengarlah dua kali demtuman bunyi begitu keras, ketika itu pula Rasulullah Muhammad SAW  mengutus Abdul Gafur dan Abdul Syukur yang keduanya merupakan kerabat dekat Nabi Besar Muhammad SAW  untuk mencari pulau Buton (Al-Bathniy), diapun melanglang buana mencarinya hingga menelan lamanya waktu pencarian hingga 60 tahun yakni sampai tahun 684 Masehi di kawasan Asia Tenggara. Nanti kemudian setelah melewati selat pulau Buton sesudah waktu shalat Magrib barulah dia mendengar suara azan persis sama dengan suara azan yang dikumandankan di Masjidil Haram Mekkah sewaktu tiba shalat zhuhur, maka diapun turun dari kapalnya lalu mencari sumber suara azan tersebut.  Ternyata suara azan tersebut adalah dikumandankan oleh Husein yang tak lain ialah kerabat dekatnya sendiri yang dilihatnya muncul dari sebuah lubang ghaib berbentuk kelamin perempuan terdapat di atas bukit. Lubang ghaib ini tembus ke Ka'bah Baitullah Mekkah. Didepan lubang ghaib inilah Abdul Gafur meneteskan air matanya merenungkan kebesaran Allah SWT, seraya mengingat kembali pesan Rasulullah Muhammad SAW sebelum tinggalkan Madina, bahwa isyarat tanda inilah telah menunjukkan disitulah terdapat pulau Al-Bathniy yang dicarinya. Didepan lubang ghaib inilah Abdul Gafur bisa melihat secara kasaf mata semua yang terjadi di Masjidil Haram Mekkah, termasuk juga orang yang sedang melakukan azan ketika itu dan diapun mengenal orang tersebut yang tak lain adalah sanak keluarganya sendiri bernama Zubair. Pada Zaman Kerajaan Wa Kaa Kaa atau nama aslinya Mussarafatul Izzati Al fakhriy yang terjadi pada Abad XIII yang pusat Kerajaannya di bukit dekat lubang ghaib tersebut. Pusat lubang ghaib itu berada di wilayah pusat Kerajaan Wa Ka kaa (sekarang Keraton Buton)  disucikan dan dipeliharan dengan baik yang kemudian dijadiakan tempat sakral untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk ghaib atas kehendak Allah SWT. Ketika berselang masuknya ajaran Islam di pulau Buton pada Abad XV yang dibawah oleh Sjech Abdul Wahid, maka pemerintahan sistem Kerajaan sudah berubah menjadi pemerintahan sistem Kesultanan dengan sultan pertama Buton bernama Murhum. Maka ketika itu dibangunlah mesjid Keraton Buton yang mana pusat lubang ghaib tersebut diletakkan di tengah-tengah dalam ruang mihrab Imam Mesjid Keraton Buton tempat Imam mesjid memimpin shalat.  sang Imam mesjid Keratonpun pada zamannya ketika memimpin shalat lima waktu bisa secara ghaib melihat kejadian di Masjidil Haram Mekkah seolah-olah dia sedang berada memimpin shalat disana, sehingga menambah makin khusu'nya sang Imam tersebut dalam memimpin shalat berjamaah di Mesjid Keraton Buton   Bukan itu saja, Sultan Buton dan para Sara pemerintahan Sultan Buton apabila ada keperluan dalam kepemerintahannya serta mau melihat keadaan perkembangan bangsa-bangsa di dunia atau apa saja, maka dapat mengunjungi lubang ghaib tersebut yang selanjutnya di lubang ghaib tersebut akan muncul keajaiban atas kehendak Allah SWT guna mengatasi segala permasalahan yang ada.  Sejak akhir tahun 1970-an, lubang ghaib yang terdapat di mihrab Imam Mesjid Keraton itu telah ditutup rapat dengan semen.  Hal ini dilakukan oleh para tokoh adat Keraton mengingat masyarakat umum sudah banyak yang menyalahgunakan lubang ghaib ini yang dikuatirkan bisa menduakan Tuhan YME atau murtad. Selain itu juga sebelum ditutupnya lubang ghaib tersebut terjadi kejadian histeris seorang mahasiswa yang berkunjung ke lubang ghaib ini karena disini dia melihat kedua orang tuanya yang sudah meninggal yang disayanginya. Dalam mihrab Imam mesjid Keraton tersebut dibagian atas dari letak lubang ghaib tersebut terdapat dua gundukan mirip buah dada perempuan gadis. Kedua gundukan tersebut ketika Imam mesjid Keraton Buton melakukan sijud shalat, maka ketika sujud dia memegang kedua gundukan mirip buah dada perempuan itu, sedang lubang ghaib berada dibagian bawa pusarnya atau berada disekitar arah kelamin sang Imam tersebut.  Lain halnya lubang ghaib yang terdapat di pulau Wangi-Wangi di bagian timur pulau Buton, tepatnya di desa Liya Togo letaknya 30 meter dibelakang mesjid Keraton Liya. Pada zamannya lubang ghaib ini juga dipelihara oleh Raja atau Sara Liya mengingat banyaknya keajaiban yang dapat dilihat dilubang ghaib tersebut. 


Lubang Ghaib

Lubang ghaib yang tembus ke Ka'bah Mekkah yang terdapat di Liya Togo ini sengaja tidak diletakkan di dalam mesjid Keraton Liya sebagaimana yang terdapat di mihrab mesjid Keraton Buton sebab tidak boleh dilakukan sama. Sultan Buton apabila mengunjungi Keraton Liya setelah melakukan shalat di mesjid Keraton Liya, selanjutnya sang Sultan langsung mengunjungi lubang ghaib tersebut lalu memohon kepada Allah SWT untuk dapat melihat seluruh keadaan dan kejadian pemerintahannya sehingga dia dapat melihat secara ghaib untuk menjadi kewaspadaan Sultan.  Kedua lubang ghaib tersebut saat ini secara spritual sudah tidak terpelihara lagi sehingga kini tinggal kenangan saja. Hanya dengan penegakan kembali sistem peradaban hakiki Islam dan penegakan Sara Agama pada masing-masing wilayah barulah mungkin rahasia lubang ghaib itu bisa berfungsi kembali atas izin Allah SWT.  Diperkirakan lubang ghaib serupa ini juga terdapat satu buah di Serambih Aceh Sumatera Utara pintu masuk pertamanya Islam di Indonesia. Sehingga di Indonesia terdapat 3 buah lubang ghaib yang dibentuk oleh alam atas kehendak sang halik. Berdasarkan petunjuk spritual di dunia ini terdapat 5 buah lubang ghaib tembus ke Ka'bah Baitullah Mekkah, 2 di antaranya terdapat di dataran Cina dan dataran Eropah Barat. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguak kisah ini secara ilmiah oleh para ilmuwan dunia sehingga dapat ditarik manfaatnya untuk perbaikan kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam penegakan Iman dan Keyakinan kepada Tuhan YME serta pembenaran perkembangan kemajuan peradaban manusia di muka bumi ini.

20 komentar:

asrul minanjar mengatakan...

sayangnya tdk dirawat

Anonim mengatakan...

jadi sang raja buton seolah2 sedang bersetubuh dengan bumi yaa?? luar biasa..

ANANTA mengatakan...

berbicara tentang rasulullah,maka kita di jaman ini harus merujuk ke hadits yg shahih... bagi penulis,, tolong sebutkan hadits yg meriwayatkan kisah keterkaitan rasulullah beserta sahabatnya akan kisah terjadinya pulau tsb.

elfan mengatakan...


KA’BAH: BAITUL HARAM atau BAITULLAH???


Saya kira penggunaan istilah atau nama BAITULLAH (Rumah Allah) itu terlalu berat, selain di dalam Al Quran tidak termuat dengan tegas juga bisa menimbulkan penafsiran yang kaku. Seperti kita ketahui istilah atau nama yang tepat menurut Al Quran yang utama ialah KA’BAH tapi ada sebutan lainnya seperti BAITUL HARAM (Rumah Suci) yang termuat pada QS. 5:2, 97 dan 14:37. Ada juga disebut BAITUL THAIFIN (Rumah bagi Orang-orang yang Tawaf) termuat pada QS. 2:125, 22:26. Isitilah lainnya ialah BAITUL MA’MUR termuat pada QS. 52:4) dibandingkan kita menggunakan istilah BAITULLAH (RUMAH ALLAH) coba lihat:


Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun (KA’BAH) untuk (menjadi kiblat dan tempat beribadat umat) manusia di BAKKAH (MAKKAH) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (QS. 3:96);


Allah telah menjadikan KA’BAH, BAITUL HARAM (Rumah Suci) itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula pada) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 5:97)
Istimewanya tempatnya Ka’bah atau Baitul Haram pun jelas atau konkrit tempatnya yakni di dalam areal MASJIDIL HARAM sebagai mana ditegas sbb.:


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi BAITUL HARAM (Rumah Suci) sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari MASJIDIL HARAM, (sehingga) mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS. 5:2);


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke KA’BAH atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa. (QS. 5:95).


Dengan dalih di atas maka semakin mantap keyakinan kita akan kebenaran dan pengabulan Doa Nabi Ibrahim As. oleh Allah Ta’ala sbb.:


Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitul Haram) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka (mampu) mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur (QS. 14:37).

elfan mengatakan...


KA’BAH: BAITUL HARAM atau BAITULLAH???


Saya kira penggunaan istilah atau nama BAITULLAH (Rumah Allah) itu terlalu berat, selain di dalam Al Quran tidak termuat dengan tegas juga bisa menimbulkan penafsiran yang kaku. Seperti kita ketahui istilah atau nama yang tepat menurut Al Quran yang utama ialah KA’BAH tapi ada sebutan lainnya seperti BAITUL HARAM (Rumah Suci) yang termuat pada QS. 5:2, 97 dan 14:37. Ada juga disebut BAITUL THAIFIN (Rumah bagi Orang-orang yang Tawaf) termuat pada QS. 2:125, 22:26. Isitilah lainnya ialah BAITUL MA’MUR termuat pada QS. 52:4) dibandingkan kita menggunakan istilah BAITULLAH (RUMAH ALLAH) coba lihat:


Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun (KA’BAH) untuk (menjadi kiblat dan tempat beribadat umat) manusia di BAKKAH (MAKKAH) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (QS. 3:96);


Allah telah menjadikan KA’BAH, BAITUL HARAM (Rumah Suci) itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula pada) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 5:97)
Istimewanya tempatnya Ka’bah atau Baitul Haram pun jelas atau konkrit tempatnya yakni di dalam areal MASJIDIL HARAM sebagai mana ditegas sbb.:


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi BAITUL HARAM (Rumah Suci) sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari MASJIDIL HARAM, (sehingga) mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS. 5:2);


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke KA’BAH atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa. (QS. 5:95).


Dengan dalih di atas maka semakin mantap keyakinan kita akan kebenaran dan pengabulan Doa Nabi Ibrahim As. oleh Allah Ta’ala sbb.:


Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitul Haram) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka (mampu) mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur (QS. 14:37).

Unknown mengatakan...

Butuh pelajaran yang mendalam dan komprehensif agar dapat memaknai dengan tanpa ragu atas segalah keadaan secara hakiki atas penciptaan segalah sesuatu karena pasti Tuhan menciptakan sesuatu untuk suatu maksud bukan secara kebetulan belaka. Pendekatannya harus utuh dan terintegrasi secara erat dan berkaitan antara sariat, tariqat, haqikat, ma'rifat. Jangan berputar-putar hanya pada pusaran nalar dan asumsi (dalil aqli) belaka karena akan mengiring kita pada upaya menjastifikasi sesuatu secara dangkal. Kalau memang masih galau hendaknya jangan memberi masukan ke publik sampai kalau sudah benar-benar memiliki cakupan ilmu yang bisa dipertanggung jawabkan secara lahiriah maupun bathiniah sehingga akan menjadi sumber yang tiada lagi keraguan untuk dijadikan acuan atau pijakan yang dapat kita bagi kepada kalayak sebagai sumber masukkan yang tiada lain kecuali untuk menambah semangat untuk semakin haqul yakin akan kebesaran ZatNya, SifatNya, AsmaNya dan AfalNya. Salam dari La Sariu Adelaide Australi

Unknown mengatakan...

silahkan berpendapat tapi jangan buru-buru mengambil kesimpulan sendiri atau apalagi menjastifikasi sesuatu sebelum mengadakan pendalaman atau pendekatan komprehensif dan terintegrasi dalam tahapan/tingkatan sariat, thoriqat, haqikat dan ma'rifat kemudian mukassafa, musahada, mujahada dan mahabba. Lengkapi dan sempurnakan ilmu terus sampai ke tingkat itu biar tiada kata lagi yang terucap secara liar dan boros kecuali syukur dengan fatabaroaqallahu ahsanul haliqin (sunggu Allah adalah pencipta yang maha sempurna) yang artinya semua yang Allah ciptakan pasti ada maksudnya dan karena itu kita diwajibkan untuk terus iqra dan mencari ilmu sepanjang hayat kita. Semoga kita akan mampu mencapai martabat maqam ilmu yang semakin tinggi untuk ketinggian budi dan pengabdian kita kepada Allah dan kepada semua mahluk ciptaanNya. Amien! Salam dari La Sariu Adelaide Uni Australia.

Aldyforester mengatakan...

Kisahnya sangat bagus dan tersusun begitu rapi. Tapi saya sedikit bingung ketika pada awal kisah diceritakan ada 2 orang (Abdul Gafur dan Abdul Syukur) yg diutus tuk mencari Pulau Buton. Tapi memasuki pertengahan cerita, hanya 1 orang yg diceritakan yaitu Abdul Gafur. Sedangkan Abdul Syukur tidak jelas keberadaannya, apakah ikut dalam pencarian atau tetap di Mekkah. Makasih.

Anonim mengatakan...

ifiharus ada sejarah nyata sebelum kita mengemukakan sesuatu atau penelitian yang cukup mendalam karna hal ini mengenai tentang BAITULLAH.
tapi hal ini membuat para pembaca sangat penasaran

Anonim mengatakan...

harus ada sejarah nyata sebelum kita mengemukakan sesuatu atau penelitian yang cukup mendalam karna hal ini mengenai tentang BAITULLAH.
tapi hal ini membuat para pembaca sangat penasaran

Unknown mengatakan...

Sudah dikonfirmasikan dengan Ustan DR. Najam Al idrus, salah seorang ketua dewan Musrid tarikat naksabandiyah Sulawesi Selatan, dia pernah belajar di Mekkah dan sangat dekat dengan Iman Mesjid Nabawi di madina kala itu. Beliau mengatakan bahwa semua ayat-ayat yang disebutkan dalam buku tembaga milik tanah buton berjudul "Assajaruh haliqa Daarul Bathniy wa daarul Munajat" adalah hadis "Qudsy". Petunjuk-petunjuk langsung dibeikan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah Muhamad SAW. Jadi bagi sahabat semua jangan ragu atas kisah ini.

joi mengatakan...

infonya mantap,,
salam sukses,,

joi mengatakan...

trimakasih infonya gan,,
sangat menarik dan bermanfaat,,,
mantap,,,

Unknown mengatakan...

Assalamu allaikum..wt.wb... Amin.. Hebat sangat hebat,, aku terharu..

Unknown mengatakan...

Terima kasih atas masukan komentar-komentar yang positif, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dalam penafsiran para ahli batin negeri buton, ditamsilkan langit itu ibarat kodrat kedudukan laki-laki dan bumi itu ibarat kodrat keududukan perempuan. Jadi tentu tanpa bumi kehidupan ini akan senyap begitupun sebaliknya.

Unknown mengatakan...

Mudah-mudahan sejalan dengan hal itu akan muncul keajaiban dunia di pulau Buton sesuai dengan pesan Rasulullah Muhammad SAW dalam salah satu hadist Qudsy yang tertulis dalam Buku Perak (buku tembaga) punya leluhur buton. Insya Allah !!!

Unknown mengatakan...

Mntp sx...
Aq bangga jdi anak buton...

Unknown mengatakan...

ceritaanya bagus. tapi wallahua'lam untuk kebenarannya.
lagipula istilah - istilah bagian badan perempuan itu terlalu vulgar dan berlebihan dan mengakibatkan penafsiran yang salah bagi orang yang awam. alangkah lebih baik jika penulisan istilahnya lebih santun dan elok.

Unknown mengatakan...

Ketarangan yang saya sebutkan aslinya dalam tulisan arab adalah hadis sahih....(hadis qudsy)

Unknown mengatakan...

Abdul Hasan menemukan pulau Muna (Al Munajat) dan tidak lama berselang kembali berkumpul di pulau Buton bersama Abdul Gafur dan bersama sama kembali ke Mekkah untuk melaporkan penemuannya ke Rasulullah Mukammad SAW..... dst