OLEH : ALI HABIU
Asal mula kerajaan pertama kali di pulau Buton di perkirakan mulai terjadi pada abad IX SM dan hal ini terjadi di desa Kamaru kecamatan Lasalimu. Raja pertama ini bernama Putri Khan asal negeri Tibet-Mongolia-Tar-Tar dari keturunan baginda Sayidina Ali bin Abithalib yang ketika itu mendapat perintah spritual untuk mencari pulau Buton. Putri Khan merupakan permaisuri dari kerajaan asalnya yang berdasarkan perintah spritual tersebut dia datang mencari pulau Buton dengan membawa pasukan sebanya 299 orang dengan menumpang sebanyak 9 Armada kapal perang berlayar. Pelayaranpun dilakukan berbulan-bulan hingga mendapatkan pulau Buton. Ketika pertama kali pulau Buton ditemukan langsung rombongan armada kapal masuk selat Kamaru dan berlabuh di desa Kamaru pulau Buton. Putri Khan mulai pertama masuk pada pulau Buton melalui selat Kamaru dan berlabuh di perairan Kamaru. Setelah tiba di pulau Buton tepatnya di desa Kamaru, dia selanjutnya mencari daerah strategis yang cukup aman dari serangan musuh. Maka dipilihnya gunung Ba'ana Meja yang kira-kira berjarak kurang lebih 1.000 meter dari bandar Kamaru. Gunung ini merupakan gugusan pegunungan yang relatif tinggi dengan ketinggian lebih kurang 170 meter dari permukaan laut. Maka diputuskanlah untuk membuat istana kerajaannya di atas gunung ini yakni di puncak gunung Ba'ana Meja Kamaru. Di puncak gunung Ba'ana Meja inilah memiliki tanah yang datar dengan luas kurang lebih 50 m2 yang relatif cukup baik untuk mendirikan istana permaisuri. Istana kerajaan pertama di pulau Buton ini dibangun di atas puncak gunung dengan ketingggian sekitar 170 meter dari permukaan laut dimana bangunan istana bersebelahan dengan pohon asam yang saat ini sudah punah tinggal bekas-bekasnya dan diperkirakan berdiameter 3 meter. Sepanjang lingkup gunung Ba'ana Meja ini mulai dari kaki sampai puncak gunung lerengnya di timbuni oleh kulit kerang laut dengan ketebalan hingga 1-2 meter. dari sinilah asal mula dimulainya perkembangan manusia-manusia di pulau Buton dan membangun kerajaan-kerajaan kecil hingga memiliki lebih kurang 5 (lima) kerajaan di wilayah ini. Putri Khan inilah merupakan asal mula manusia pertama secara komunitas membentuk suatu kerajaan dan berkembang biak secara turun temurun di pulau Buton sampai menjadikan kisah hubungan Togo Motonu di Malaoge Lasalimu yang ada relevansi secara vertikal baik patrimonial dan matrimonial dengan Sawerigading di Luwu Sulawesi Selatan. Bukti-bukti secara artifak-arkiologis telah dibawah oleh penulis berupa satu buah slop (sandal) kaki kiri milik Putri Khan. Dan kisah ini merupakan hasil penuturan Putri Khan kepada penulis secara ghaib melalui dialogi bathin alam maya atau dalam istilah populer sering dikenal dengan dialog metafisis. Pada saat penulis melakukan dialog metafisis pada waktu itu turut disaksikan oleh 2 orang parabela orang keramat penjaga Batu Ba'ana Meja dan hal ini terjadi pada tahun 2002 lalu. Batu Ba'ana Meja adalah batu berwarna hitam pekat berdiameter 0,50 m2 dan 1 m2 yang merupakan meja tempat kerja atau meja makan Sang Putri Khan. Sejak tahun 1970-an sudah sering kali terjadi bila seseorang pengunjung ke gunung ini yang tidak percaya adanya kekuatan ghaib dari batu Ba'ana meja ini, lalu dia membuang batu Ba'ana Meja tersebut ke bawa gunung atau dibawa pulang ke rumahnya, namun kuasa Allah SWT, kejadian ghaibpun muncul, sebab keesokan harinya batu itu kembali lagi ketempat semula seolah-olah tak terjadi sesuatu apapun. para ahli penulisan sejarah Buton hingga saat ini belum pernah dijumpai naskah secara resmi yang mengemukakan pengakuan atas adanya eksistensi kerajaan-kerajaan kecil yang terjadi di Kamaru dan sekitarnya (Lasalimu-Tira-Tira-Wasuemba-Lawele) sehingga masyarakat Buton juga hingga sekarang ini masih bingung sebetulnya kerajaan-kerajaan apa saja yang terdapat di Kamaru dan sekitarnya pada zamannya, ada berapa keraajaan yang berlansung disana dan apa hubungan kerajaan-kerajaan ini dengan kedatangan orang-orang sakti ke pulau Buton yang juga mendapat perintah spritual termasuk didalamnya mengapa Raden Wijaya sebagai Raja Mataram dan terakhir sebagai Raja Majapahit mau memerintahkan 3 orang anak kesayangannya yakni Raden Sibatara, Raden Jutubun dan Putri Lailan Manggrani untuk mencari pulau Buton dan membuat bandar disana. Secara hipotesis, menunjukkan bahwa ada kaitan secara linier baik patrimonial maupun matrimonial antara kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Kamaru dan sekitarnya dengan kerajaan Mataram? Oleh karena itu berhubung kompleksnya eksistensi sejarah yang didudukkan oleh putri Khan di Kamaru dan sekitarnya ini mana sudah saatnya para peneliti sejarah untuk mengusut masalah ini sehingga masyarakat Buton dapat mengetahui hubungan-hubungan kekuasaan termasuk keturunan antara Raja pertama di Lasalimu yakni putri Khan dengan para raja-raja di pulau Jawa dan Sumatera termasuk Johor.
Dalam kaitan ini sudah saatnya para antropolog dan para arkiolog putra daerah Buton kerja sama dengan para ilmuwan dunia; untuk melakukan penelitian ilmiah dalam menyikapi kisah ini secara menyeluruh. Apa sebetulnya misi utama Putri Khan ke negeri ini?. Benarkah dia (Putri Khan) dan rombongannya para prajurit sebanyak 299 orang itu merupakan manusia pertama yang mendiami pulau Buton atau manusia kedua yang datang menginjakkan kaki di pulau Buton ? Apakah misi utama Putri Khan ada hubungannya dengan rahasia alam yang terkandung dalam pulau Buton?. Apakah masih ada hubungannya dengan Al-Bathniy sebagaimana yang diamanahkan oleh Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW?. Atau apakah ada hubungannya dengan perlindungan Potensi Sumber Daya Alam yang saat ini serba gaib di daerah ini?. Wallahu a'alam bisshabab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar