Oleh : Ali Habiu
- Manusia-manusia sakti pertama yang datang bermukim mendiami pulau Buton adalah ABDUL GAFUR dan ABDUL SYUKUR berasal dari Madinah bersama rombongannya kira-kira pada tahun ke III Hijriah atau tepatnya 684 Masehi, belum ada satupun sejarah Buton yang mengkisahkan secara jelas tentang Armada apa yang ditumpangi oleh ABDUL GAFUR dan ABDUL SYUKUR ini yakni merupakan utusan Rasulullah Muhammad SAW diutus tahun 624 Masehi serta berapa besar jumlah rombongannya, termasuk apakah rombongan-rombongan ini terdiri dari kaum hawa atau semua dari kaum adam. Kemudian setelah menetap beberapa lama di pulau Buton lantas Abdul Gafur dan Abdul Syukur pulang kembali ke Mekkah untuk melapor hasil temuannya yakni pulau Buton (Al Bathniy) dan pulau Muna (Al Munajat), namun tak jelas apakah rombongannya semua juga pulang atau menetap disana? Oleh karena itu masih diperlukan suatu penelitian ilmiah secara aksiologis untuk membuka tabir dari kisah ini.
- Manusia sakti ke dua yang datang bermukim mendiami pulau Buton adalah PUTRI KHAN beserta 299 orang rombongannya berasal dari daerah cina islam Tar-Tar asal garis keturunan Saidina Ali Bi Abithalib. Rombongan ini diperkirakan datang di pulau Buton pada abad IX Masehi atau sekitar tahun 978 dan berukim di Kamaru. Dalam riwayat sejarah khusus yang berkembang di golongan masyarakat tertentu di Lasalimu menyebutkan bahwa Putri Khan pernah berkuasa di Kamaru dan merupakan orang sakti dengan tugas utama sesuai perintah spiritual yang diberikan secara ghaib oleh Rasulullah Muhammad SAW adalah membentengi semua harta-harta milik nabi Adam Alaihissalam yang terdapat di pulau Buton yang saat itu muncul dipermukaan secara sembarangan agar kelak orang tidak bisa menemukannya bila bukan karena izin dan kehendak Allah SWT. Dia meninggal dunia di Gunung Ba’ana Meja Kamaru tepatnya dibawah pohon asam dan pasukannya lama bermukin di Lasalimu hingga membuat kerajaan-kerajaan kecil disana. Masih diperlukan pembuktian secara epistemologis kisah ini untuk mengungkap secara teoritis seberapa banyak pengembangan keturunan dari rombongan ini, apakah putri Khan memiliki keturunan disana dan siapa suaminya ataukah dia menjadi perawan tua hingga menemui ajalnya di Kamaru serta apa nama kapal atau armada yang ditumpangi oleh putri ini?
- Manusia sakti ke tiga yang datang bermukim mendiami pulau Buton adalah SI PANJONGA orang sakti yang berasal dari suku melayu negeri Pasai. Dia meninggalkan tanah asalnya pada tiga likur malam bulan sya’ban tahun 634 Hijriah atau tahun 1213 Masehi dengan mengajak SI TAMANAJO sebagai pembantu utamanya serta 40 orang kepala keluarga. Kepergian Sipanjonga dan rombongannya dari negeri asalnya adalah untuk memenuhi panggilan leluhurnya yaitu mencari daerah yang diberitakan oleh leluhurnya untu ditempati. Kapal yang ditumpangi rombongan ini bernama “LAKULEBA” dengan bendera Longa-Longa yakni warna hitam-putih selang-seling sebagai bendera kerajaan leluhurnya dikibarkan bagian depan buritan kapal. Pada tahun 1236 Sipanjonga mulai pertama kali mendarat dan menginjakkan kakinya di pulau Butonpada sebuah desa bernama Lakaliba.
- Manusia sakti ke empat yang datang bermukim mendiami pulau buton adalah SI MALUI dan adiknya bernama SI BAANA dan pembantu utamanya si Jawangkati. Si Malui berasal dari daerah Bumbu negeri Melayu Pariaman. Dia meninggalkan negerinya pada 15 hari bulan sya’ban tahun 634 Hijriah dan membawa rombongan 40 orang kepala keluarga. Kapal yang ditumpangi oleh si Malui dan rombongannya bernama “POPANGUA” dan diburitan kapal yang mereka tumpangi itu dikibarkan bendera asal kerajaan leluhurnya bernama Buncaha dengan warna kuning-hitam selang-seling. Si Malui mendarat pertama di Kamaru pulau Buton dengan membuat benteng pertahanan dinamai Wonco. Si Jawangkati bermukim di Wasuemba Lasalimu dan membuat benteng pertahanan bernama Koncu.
- Manusia sakti ke lima yang datang bermukim mendiami pulau Buton adalah MUSARAFATUL IZZATI AL FAKHRIY atau orang kenal dengan nama kecil WA KAA-KAA ditemani oleh orang-orang sakti bernama MUHAMMAD AL IDRUS, KHUN KHAN CING dan SANG RIA RANA beserta 40 orang kepala keluarga dengan berangkat meninggalkan istana pasai pada tahun 1298 Masehi menggunakan kapal bernama Magela Hein,s. Muhammad Ali Idrus dan Musarafatul Izzati Al Fakhriy adalah keturunan para wali-wali Allah SWT, apa yang dikehendaki atas izin Allah SWT akan menjadi kenyataan dan selalu terkabul. Mereka tiba pertama kali di pulau Buton menginjakkan kakinya dibagian tenggara pulau Buton dan selanjutnya bermukim di Tobe-Tobe.
- Manusia sakti ke enam yang datang bermukim mendiami pulau Buton adalah RADEN SIBATARA ditemani oleh adiknya bernama RADEN JUTUBUN dan PUTRI LASEM LAILAN MANGRAINI). Ketiga kakak beradik ini dating dari tanah Jawa asal Kerajaan Mataram sebelum bergabung dengan Kerajaan Majapahit diperkirakan pada tahun 1316 Masehi. Mereka ketiga kaka beradik itu merupakan putra-putri RADEN WIJAYA sebagai Raja Mataram. Kedatangan putra-putri Raden Wijaya itu ke pulau Buton menggunakan 2 armada. Satu armada dipimpin oleh Raden Sibatara dan adiknya bernama Putri Lasem atau Laila manggraini beserta 40 orang kepala keluarga dan satu armada lainnya dipimpin oleh Raden Jutubun dengan membawa 40 orang kepala keluarga. Masing-masing armada dibagian depan buritan kapal dipasang bendera leluhurnya yakni merah-putih atau disebut Dayialo. Setibanya di pulau buton mulai mendaratkan kakinya di Betoambari dan kapalnya berlabuh diteluk Kalampa.
- Manusia sakti ke tujuh yang datang bermukim mendiami pulau Buton ialah KAUDORO diperkirakan tahun 1317 dan berasal dari Sumatera bagian Selatan. Tujuan kedatangannya adalah untuk mencari leluhurnya yang telah lama merantau di pulau Buton. Kaudoro datang mencari pulau Buton dengan membawa rombongan dengan mengendarai Kapal laut dimana didepan buritan kapal dipasang bendera dari asal leluhurnya yakni bendera dengan ukuran lebar sebahu orang dewasa dan panjang sebelah dada sampai ujung jari orang dewasa dengan terdapat lingkaran merah berukuran setapak tangan orang dewasa dan ditengah-tengah bendera terdapat warna putih terbelah dua dan di Buton dikenal dengan nama “Tombiyiseka”. Pertama kali menginjakkan kakinya di pulau Buton tepatnya di Sampolawa.
- Manausia sakti ke delapan yang datang bermukim mendiami pulau Buton bernama BANCA PATOLA dengan berangkat meninggalkan negerinya hanyalah semata mencari saudaranya bernama KAUDORO yang bertujuan ke pulau Buton. Kedatangan BANCA PATOLA di pulau Buton diperkirakan pada tahun 1319 dan sebelum tiba di pulau Buton terlebih dahulu dia singgah di Luwu dan sempat kawin disana dengan TANDRIABE yang merupakan anak dari Raja Luwu pertama bernama Sawerigading. Menurut pengakuan BANCA PATOLA bahwa Sawerigading itu merupakan anak dari Khun Khan Cing atau dikenal dengan gelar Dung Kung Sang Hiang. BANCA PATOLA datang mencari pulau Buton dengan menumpangi kapal laut dimana didepan buritan kapal dikibarkan bendera leluhurnya bentuknya menyerupai ikan pari dan dinamai “Tombi Pagi”. BANCA PATOLA karena sangat rindu dengan ayahnya bernama Kunaifi Raja Batu Kara yang rupanya sudah lama tinggal di pulau Munajat serta adiknya KAUDORO dengan SANG RIA RANA telah tinggal di pulau Buton, maka BANCA PATOLA nekad meninggalkan istrinya di istana Raja Luwu Sulawesi Selatan untuk menemui ayah dan saudaranya itu. Mula pertam kali BANCA PATOLA menginjakkan kakinya di pulau Buton adalah di Bungi Sorawolio.
Berdasarkan kisah kedatangan manusia-manusia sakti di pulau Buton dapat ditarik kesimpulan bahwa pulau Buton pertama kali sama sekali tidak berpenghuni manusia melainkan para wali-wali Allah. Perpaduan secara patrimonial dan matrimonial atas kawin silang dari masing-masing orang sakti tersebut menghasilkan keturunan-keturunan yang berkembang kepenjuru dunia dan ada hubungannya dengan Arabia, Mongolia, Cina, Tibet, Tar-tar, Melayu, Johor, Jawa, Jerman, Belanda, Inggeris, Turki. Olehnya itu kisah epistemologis ini masih perlu dibuktikan secara ilmiah melalui suatu penelitian yang dilakukan oleh para pakar yang ahli dibidang ini untuk menguak tabir para Raja-Raja, Sultan-Sultan baik di pulau Jawa, Sumatera, Johor, Cina-Tibet, Belanda dlsb apakah mereka masih ada hubungan darah dekat dengan mereka para manusia-manusia sakti tersebut?. Mengapa orang-orang sakti tersebut hanya mencari pulau Buton! Padahal di wilayah nusantara masih banyak pulau-pulau lain yang jauh lebih bagus fanoramanya? Apakah mereka mendapat perintah spiritual atau perintah ghaib untuk menjaga pulau Buton? Dengan demikian masyarakat dunia akan mengetahuinya akan kebesaran pulau Buton pada zamannya.****
11 komentar:
suupppeerrr sekali..dengan kerendahan hati dan kekurangan daya ilmu serta pengetahuan saya sangat apresiatif sekali dengan artikel anda..semoa kita semua terhindar dari sikap arogan yang berlebihan dalam memandang/menilai segala sesuatu sehingga dapat saling bahu membahu mmperkaya khasanah ilmu pengetahuan kita semua.
keagunganlah buat bumi buton...
Terlepas dari sifat mistis kesaktian dan kolaborasi kehinduan serta keislaman tercipta kebesaran tanah buton.
Thanks buat penulis.
gw support ma tulisannya...
kalo bisa buat seminar kecil di buton gw juga punya tempat buat diskusi...
salam persaudaraan
ewink
081341504079
saya setuju kalau di adakan seminar kecil, tentang sejarah wolio, saya juga orang buton, tepatnya di bagian selatan bulau buto (siompu), aku juga masih penasaran dengan kampung saya... yang memiliki...
saya setuju dengan usul bang ewink, saya orang buton tapi sama sekali belum tahu tentang sejarah pulau buton, tepatnya di bagian selatan (siompu) aku pernah melihat nama siompu di benteng keraton, dan saya belum tahu seperti apa peranan siompu waktu silam. terimakahih
Artikel yang menarik...seperti komentar-komentar sebelumnya menarik untuk mengetahui sejarah Buton. Kebetulan kampung dan kelahiran saya di Kaledupa dan menurut keluarga keturunan Cina islam melekat di silsila keluarga kami dan penyebar islam khusus di kaledupa...Untuk itulah saya ingin lebih tahu tentang sejarah kedatangan Cina di Tanah Buton...Salam kenal Hasan Eldin Adimu...jika ada info sering di eldin_kdi@ymail.com. Tmksh
Artikel yang menarik...seperti komentar-komentar sebelumnya menarik untuk mengetahui sejarah Buton. Kebetulan kampung dan kelahiran saya di Kaledupa dan menurut keluarga keturunan Cina islam melekat di silsila keluarga kami dan penyebar islam khusus di kaledupa...Untuk itulah saya ingin lebih tahu tentang sejarah kedatangan Cina di Tanah Buton...Salam kenal Hasan Eldin Adimu...jika ada info sering di eldin_kdi@ymail.com. Tmksh
Terima kasih atas maklumat mengenai Buton yang mana saya tidak pernah tahu. Maklumlah, saya orang Buton yang lahir dan tinggal di Malaysia dan warganegara Malaysia. Sekuruang-kurangnya saya dapat mengetahui serba sedikit mengenai sejarah dan asal usul kejadian Buton. Saya tidak pernah berkunjung ke Buton dan ada juga berniat untuk berkunjung ke sana satu hari nanti. Maklumat-maklumat ini akan berguna bila saya berkunjung ke Buton nanti menemui keluarga yang saya tidak kenali.
Apapun, teruskan usaha saudara agar dapat memperbanyakkan maklumat mengenai Buton yang amat berguna untuk bangsa Buton yang ada di luar Indonesia yang mungkin ramai lagi selain dari saya.
Terima kasih
Informsi ini berguna untuk saya orang Buton Malaysia dan kepada warga Buton yang lainnya di Malaysia
teruskan usaha menerbitkan banyak informasi.
Terima kasih
Informsi ini berguna untuk saya orang Buton Malaysia dan kepada warga Buton yang lainnya di Malaysia
teruskan usaha menerbitkan banyak informasi.
Terima kasih
Informsi ini berguna untuk saya orang Buton Malaysia dan kepada warga Buton yang lainnya di Malaysia
teruskan usaha menerbitkan banyak informasi.
Terima kasih
Posting Komentar